Kesehatan Mental dan Luka Psikologis

  • Senin, 7 November 2022
  • 199

  • Warning: Undefined array key "like" in /home/turikabunga2023/public_html/artikel.php on line 89
  • Posting by Bunga Turika
  • Category : Artikel

Halo, Bunda. Apa kabarnya? 😊

Pada sesi kali ini kita akan membahas mengenai apa arti kesehatan mental dan mengenal luka psikologis. Kesehatan mental bisa diartikan sebagai kondisi ketika individu merasa sejahtera, baik secara psikologis, emosional, atau sosial. Menurut WHO (2001) kesehatan mental merupakan kondisi kesejahteraan individu, yang mencakup kemampuan menyadari potensi diri, mengelola stress kehidupan yang wajar, bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta mampu berkontribusi bagi lingkungan sekitar (WHO, 2001). Jadi, dari sini kita tahu ya, Bunda, bahwa selain kesehatan fisik, ada pula kesehatan mental yang harus kita perhatikan.

Memang, apa pentingnya kita memperhatikan kesehatan mental?

Bunda pasti pernah mendengar istilah “Men Sana In Corpore Sano” yaitu “di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat”. Hal ini menandakan bahwa kesehatan fisik dan kesehatan mental bukan sesuatu yang bisa dipisahkan. Kondisi mental juga mempengaruhi kondisi fisik, dan sebaliknya. Bunda pernah merasakan kelelahan secara emosional dan berimbas kepada capeknya fisik? Nah, hubungan ini juga menandakan bahwa tidak hanya fisik yang bisa terluka, tapi mental juga bisa terluka. Oleh karena itu, dengan mengetahui apa itu sehat mental, Bunda bisa hidup dengan lebih sejahtera secara lahir dan batin.

Lantas, apa ciri dari sehat mental?

Sehat mental memiliki beberapa karakteristik, di antaranya terhindar dari segala gangguan psikologis (seperti kecemasan, depresi, kehilangan kontrol, dan lainnya), serta tercapainya kesejahteraan psikologis, ditandai dengan kondisi emosional positif, afektif (cinta), serta tercapainya kepuasan dalam hidup. Jika Bunda memiliki karakteristik tersebut bisa dikatakan bahwa Bunda sudah mencapai kesejahteraan mental dan bisa melakukan kontribusi optimal dalam hidup.

Menurut Veit and Ware (1983), kesehatan mental merupakan suatu keadaan tolak ukur individu yang tidak hanya dilihat berdasarkan ada tidaknya simtom-simtom tekanan psikologis yang muncul tetapi juga beberapa karakteristik kesejahteraan psikologis yang berpengaruh dalam hidupnya.

Ciri Individu Sehat Mental:

1. Tidak ada simptom (gejala) gangguan psikologis (seperti kecemasan,

2. Sejahtera secara psikologis.

Hal ini ditunjukan dengan kemampuan menyadari potensi diri, mengelola stress kehidupan yang wajar, bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta mampu berkontribusi bagi lingkungan sekitar

Banyak masyarakat yang belum paham apa arti sebenarnya dari kesehatan mental. Kesehatan mental adalah, mengenal seberapa seseorang menilai dirinya secara mental, bugar atau wellness. Bugar yang dimaksud adalah ketika seseorang mencapai kondisi sehat secara menyeluruh, secara fisik, mental dan emosional. Jadi, tidak hanya fisik saja ya, Bunda. Tentu kesehatan mental juga harus termanifestasi secara penampilan dan perilaku. Misalnya seseorang tampak bugar, riang, ramah dan berpenampilan rapi. Tetapi, kita juga perlu memperhatikan bagaimana orang tersebut mempersepsi keadaan dirinya. Karena perlu diketahui bahwa kesehatan mental adalah suatu proses berkesinambungan. Ada spektrum atau ruang yang diisi oleh perasaan yang baik sehingga kita bisa berfungsi dengan baik dalam kegiatan sehari-hari dan tetap produktif. Jika Bunda merasa seperti itu, berarti itu tandanya Bunda memiliki kesehatan mental yang baik.

Menjaga kesehatan mental agar tetap baik dan bugar, adalah hal yang penting.

Sama seperti menjaga kesehatan fisik agar tubuh tetap sehat dan kuat. Ketika kita memiliki kesehatan mental yang baik, kita akan dapat menikmati hidup,terbuka untuk mengenal lingkungan sekitar dan memiliki relasi sosial yang baik.

Kita juga dapat memiliki pikiran yang jernih, menjadi lebih kreatif, harga diri meningkat, semangat dalam mencoba hal-hal baru dan mampu mengatasi masalah yang dihadapi.

Kemudian, siapa saja orang yang beresiko memiliki mental yang sehat?

Jadi, faktor yang mempengaruhi kerentanan kesehatan mental terdiri dari dua, yakni faktor internal (dalam diri individu) atau faktor eksternal (di luar diri individu). Faktor internal di antaranya adalah faktor keturunan (genetik), infeksi yang menyebabkan gangguan otak, cedera saat hamil, atau penyalahgunaan zat aditif. Jadi, bayi dalam kandungan ibu pemabuk akan membuat bayi tersebut rentan mengalami masalah kesehatan mental. Selain itu, ada faktor eksternal berupa lingkungan yang rawan, seperti perang, keluarga tidak harmonis, korban bullying, dan sebagainya, merupakan salah satu faktor kerentanan kesehatan mental. Selain itu, literasi kesehatan mental yang rendah juga merupakan faktor kerentanan kesehatan mental.

Apa yang dimaksud dengan luka Psikologis pada Manusia?

Sama halnya seperti fisik, manusia juga bisa mengalami luka psikis.

Apa itu luka psikis? Luka yang muncul ketika manusia mengalami kejadian traumatis dan itu terus membekas dalam diri dan mempengaruhi seseorang dalam menjalani hidupnya. Setelah kejadian itu, persepsi dia akan dunia ini berubah. Dunia seolah menjadi tempat yang tidak aman dan membuat dirinya harus melindungi diri dengan cara yang salah. Sayangnya, luka psikologis atau luka psikis yang tidak disembuhkan akan berpotensi untuk diteruskan kepada orang lain.. Luka psikis harus disembuhkan agar dirinya dan orang lain terhindar dari kesalahan dan luka yang sama..

Bagaimana cara mengobatinya?

Seperti halnya luka fisik, luka psikis juga harus disembuhkan. Pertama, sadari keberadaan luka psikis. Kedua, maafkan kesalahan yang ada di masa lalu. Ketiga, rawat luka itu dengan terus memberinya kesempatan untuk bertumbuh. Pulih dari luka untuk bertumbuh menjadi manusia yang lebih kuat. Bunda bisa meminta bantuan tenaga ahli profesional seperti psikolog untuk bisa menyadari luka dan menyembuhkan lukanya.

Pentingnya Merawat Kesehatan Mental & Memulihkan Luka

Kesehatan mental membuat seseorang mampu menjalani hidupnya dengan sejahtera (bahagia). Seseorang yang memiliki kesejahteraan mental akan berfungsi secara produktif dalam kehidupannya dan ia tidak akan merasa sakit dan terganggu dalam menjalani hidup karena simptom gangguan mental.