Emotional Management Untuk Bunda

  • Senin, 14 November 2022
  • 272

  • Warning: Undefined array key "like" in /home/turikabunga2023/public_html/artikel.php on line 89
  • Posting by Bunga Turika
  • Category : Artikel

Halo, Bunda! Bagaimana kabarnya?

Menjadi seorang ibu tentu bukan pekerjaan mudah. Apalagi, stereotipe negatif seringkali melekat pada peran seorang ibu rumah tangga. Hal ini mendiskriminasi pekerjaan ibu rumah tangga sebagai pekerjaan mulia. Padahal, tahukah Bunda bahwa ibu rumah tangga merupakan pekerjaan yang paling berat? Dengan jam kerja hingga 98 jam per minggu, ibu rumah tangga harus bergelut dengan banyak pekerjaan yang seolah tiada habis. Mengurus rumah, mengasuh anak, membantu suami, dan sebagainya, seolah jadi kewajiban setiap hari yang harus dituntaskan.

Adakalanya, perasaan lelah menghantui dan memunculkan pikiran negatif, sudah cukup baikkah aku menjadi seorang Ibu? Yuk, coba kita pelajari bagaimana memiliki mental yang lebih sejahtera mental saat menjadi ibu rumah tangga.

  1. Sadari emosi

Perasaan lelah yang dialami Bunda adalah perasaan yang wajar. Siapapun jika diminta untuk mengerjakan sesuatu pasti ada titik dimana ia membutuhkan istirahat sejenak. Diperlukan pengelolaan emosi dan manajemen stress agar Bunda tidak sampai mengalami burn out akibat kelelahan. Tidak perlu merasa bersalah apabila membutuhkan waktu sejenak untuk bersantai. Apabila Bunda sudah merasa lelah dan membutuhkan istirahat, komunikasikan dengan orang terdekat seperti pasangan dan keluarga. Tidak ada salahnya berbagi tugas kepada orang lain agar Bunda tetap bisa optimal dalam menjalankan perannya.

 

  1. Bangun Komunikasi Positif dengan Pasangan

Komunikasi positif adalah cara untuk menyampaikan kebutuhan kita tanpa mengurangi penghormatan terhadap lawan bicara. Sampaikan apa yang Bunda rasakan kepada pasangan secara baik, tanpa menghakimi atau menyudutkan lawan bicara. Katakan dengan jelas apa yang Bunda inginkan. Apabila Bunda merasa lelah atau ingin mendapatkan apresiasi dalam menyelesaikan beban pekerjaan rumah tangga, sampaikan bahwa Bunda butuh bantuan untuk itu. Penjelasan terus terang serta asertif akan membantu pasangan untuk memahami kebutuhan Bunda dan mendorong untuk terjadinya kerja sama dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.

 

  1. Miliki Support System

Selain pasangan, support system juga bisa menjadi sumber dukungan. Kabar baiknya, Bunda bisa mencari support system yang sesuai. Dengan bergabung dengan komunitas atau memiliki teman-teman yang sedang berada dalam fase serupa, bisa menjadi support system agar Bunda bisa lebih semangat dalam menjalani peran sebagai ibu rumah tangga. Selain itu, support system juga membantu Bunda menyadari bahwa Bunda tidak berjuang sendirian. Teman-teman seperjuangan akan membantu Bunda untuk mengingat peran mulia seorang ibu.

 

  1. Perhatikan Diri Sendiri

Fokus mengurus rumah tangga, bukan berarti mengesampingkan kebutuhan dasar Bunda, ya. Pastikan bahwa kebutuhan dasar Bunda sudah terpenuhi, semisal; makan, minum, mandi, dan berolahraga. Tidak hanya pada sesuatu yang bersifat fisik, self care (perawatan diri) juga bisa berupa pemenuhan kebutuhan secara emosi. Misalnya, Bunda bisa melakukan hobi di sela-sela waktu istirahat. Bisa berupa menulis, melukis, memasak, olahraga, dan sebagainya Setiap orang memiliki preferensi yang berbeda-beda dalam memulihkan energi melalui self-care. Oleh karena itu, pastikan bahwa Bunda sudah mengetahui kegiatan apa yang bisa membantu Bunda untuk kembali segar lagi secara fisik dan psikis. S     elf-care bisa mengarah pada kebahagiaan. Oleh karena itu, eksplorasi dan temukan cara Bunda untuk berbahagia.

Tidak hanya bagi Ibu Rumah Tangga, sebagian dari Bunda merupakan ibu dengan peran ganda, yakni sebagai ibu rumah tangga dan ibu yang bekerja. Tentu, beban yang dibawa akan semakin berat. Bunda tidak hanya dituntut untuk bisa menyelesaikan pekerjaan kantor, namun juga siaga dalam mengurus rumah tangga. Kadang, di antara banyaknya pekerjaan, Bunda jadi mengesampingkan pengelolaan stress pada ibu bekerja. Berikut tipsnya:

  1. Berilah Batasan

Tidak semua pekerjaan harus Bunda kerjakan, lho. Yuk, tentukan mana pekerjaan yang Bunda bisa kerjakan dalam kapasitas sebagai ibu dan pekerja, dan mana yang tidak. Jangan ragu untuk menolak pekerjaan apabila beban yang dipikul sudah melebihi apa yang Bunda mampu kerjakan. Tidak ada salahnya untuk menolak memberikan bantuan disertai alasan yang baik.

  1. Tetap Terhubung

Tetap terhubung dengan anak-anak akan memberikan energi positif. Ikatan emosi yang kuat antara Bunda dan anak akan membantu anak untuk tetap mendapatkan porsi kasih sayang dari ibunya. Aktivitas sederhana seperti bermain bersama anak akan menguatkan ikatan dan menurunkan tingkat stress dalam waktu yang bersamaan.

Tidak ada yang ideal dalam membina rumah tangga serta menjalankan peran sebagai seorang ibu. Ada kalanya, kita dituntut untuk selalu belajar dan menikmati semua momen, baik momen menyenangkan maupun menyedihkan, agar semua bisa dipetik menjadi pelajaran. Begitu pula saat menjadi seorang Ibu. Perasaan untuk ingin menjadi ibu terbaik bagi anak-anak mengharuskan Bunda untuk selalu merasa siap sedia ketika dibutuhkan.

Tapi sebelum memperhatikan anak-anak, jangan lupa untuk memperhatikan keadaan diri sendiri ya, Bunda. Karena Bunda adalah orang penting yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak.

 

Referensi:

https://intermountainhealthcare.org/blogs/topics/intermountain-moms/2017/04/6-effective-ways-to-cope-with-mommy-stress/

https://www.verywellmind.com/working-moms-and-stress-relief-3145161